Dening Suparta Brata
Abisuna adalah pejabat
pemerintah yang ijin kepada istrinya untuk melaksanakan tugas di Tretes.
Tetapi, dia justru berselingkuh dengan wanita lain. Abisuna pergi ke Tretes dan
bertemu dengan Emi yang sudah biasa melayani lelaki. Abisuna bermalam di Hotel
Argadalu bersama Emi. Tetapi Abisuna tidak tahu bahwa istrinya sudah menyuruh
Bagus Pramutih untuk memata-matainya.
Suatu hari, Abisuna
ditemukan sudah tidak bernyawa oleh sepasang kekasih yaitu Manik dan Wicaksana.
Penyebab kematian Abisuna diduga karena dibunuh oleh Garuda Putih. Garuda Putih
ini terkenal sebagai seorang penjahat di Surabaya yang masih menjadi buronan
polisi. Sebelumnya, Garuda putih pernah mencuri di toko Pak Suryapringga di
Surabaya. Garuda Putih sudah banyak melakukan kejahatan sehingga dia menjadi
buronan polisi. Tetapi, polisi masih belum bisa menangkap Garuda Putih karena
kecerdikan Garuda Putih dalam melakukan kejahatannya.
Dahulu saat melakukan
kejahatan di Surabaya, Garuda Putih meninggalkan pesan yang di tulis di kain
lap hotel Argadalu. Isi pesan dalam kain lap itu adalah, “Sing njupuk aku,
Garuda Putih”. Saat Abisuna meninggal, terdapat pesan yang juga ditulis di kain
lap hotel Argadalu yang bertuliskan “Paukumane kanggo wong slingkuh”. Hal ini
membuat semua orang menduga bahwa pembunuh Abisuna adalah Garuda Putih. Polisi
semakin pusing dengan kasus yang dibuat oleh Garuda Putih ini.
Dalam menyelidiki kasus
Garuda Putih, polisi dibantu oleh Detektip Handaka. Polisi juga mengirim dua
polisi yaitu Marsoleh dan Kamdi supaya pergi ke Tretes untuk menyelidiki kasus
Garuda Putih ini. Meski polisi sudah mengirim mata-mata, tetapi polisi tidak
juga mendapat petunjuk, justru mereka mendapay masalah baru. Dalam kasus ini,
polisi dan Detektif Handaka mencurigai beberapa orang seperti Maridi yaitu
pelayan di hotel Argadalu. Bagus Pramutih seseorang yang disuruh oleh istri
Abisuna untuk memata-matai Abisuna. Sepasang kekasih yaitu Manik dan Wicaksana
yang menemukan mayat Abisuna. Dan yang terakhir adalah Guritna, tunangan Rara
Sumarni. Rara Sumarni adalah keponakan dari pemilik Hotel Argadalu yaitu Suhud.
Kapten Muhajir yang
memimpin penyelidikan mengenai Garuda Putih semakin bingung karena kasusnya
tidak segera terungkap. Kapten Harsalim yaitu teman sekantor Kapten Muhajir
mendapat tugas untuk pergi ke rumah Abisuna dan menemui istri Abisuna. Di sana,
Kapten Harsalim mengabari istri Abisuna bahwa Abisuna sudah meninggal dan
dibunuh oleh Garuda Putih. Ternyata, Nyonya Abisuna juga mendapat pesan yang di
tulis di kain lap Hotel Argadalu, tetapi tidak tahu pengirimnya.
Di luar kasus itu,
ternyata ada kisah cinta antara Rara Suwarni dan Guritna. Tetapi, ternyata
Maridi masih mencintai Suwarni mantan kekasihnya itu. Maridi masih mencoba
meyakinkan Suwarni bahwa cintanya masih tulus seperti dulu. Maridi ingin
Suwarni mengakhiri hubungannya dengan tunangannya itu. Tetapi Suwarni tetap
teguh pada pendiriannya untuk tetap berhubungan dengan Guritna.
Kapten Muhajir terus
menyelidiki kasus ini. Kapten Muhajir menduga bahwa Garuda Putih itu adalah
Guritna kren atulisan Guritna sama dengan tulisan yang ada di kain lap Hotel
Argadalu. Tetapi, berdasar analisi Detektif Handaka, yang membunuh Absuna
adalah Maridi karena tulisan di kain lap yang ditinggal bersama mayat Abisuna
sama dengan tulisan yang ada di buku daftar tamu Hotel Argadalu. Akhirnya
dengan analisis Detektif Handaka, pembunuh Abisuna dapat ditangkap, yaitu
Maridi.
Maridi
sebenarnya sudah merencanakan semuanya. Bahkan Maridi adalah penjahat yang juga
mencuri di Surabaya. Semua dilakukan oleh Maridi supaya Guritna disangka Garuda
Putih dan pisah dengan Rara Suwarni yang sudah dia cintai sejak kecil. Detektif
handaka tahu dan yakin bahwa Guritna sendiri sebenarnya adalah Garuda Putih
yang sudah lima tahun lalu membuat kejahatan. Tetapi Detektif Handaka tidak
dapat menangkap Guritna karena tidak memiliki bukti yang cukup kuat.
sumber: Novel Garuda Putih
sumber: Novel Garuda Putih
0 komentar:
Posting Komentar